Setiap
anak memiliki tingkat respon yang berbeda-beda ketika menghadapi sebuah situasi
yang sama, bergaul dengan orang lain, bahkan dalam menanggapi kemampuan yang
mereka miliki. Selain temperamen, para peneliti juga menemukan bahwa pola asuh
juga dapat memengaruhi kompetensi anak dalam menghadapi dunia yang mereka
hadapi. Berikut beberapa pola asuh yang diterapkan orang tua ke anak, antara
lain :
1. Pola asuh otoritatif
Merupakan pola asuh dimana orang tua memberikan
kebebasan kepada anak untuk berkreasi dan mengembangkan diri tetapi disertai
dengan batasan-batasan dan pengawasan orang tua. Orang tua menyayangi dan
menerima, tetapi juga meminta perilaku yang baik dan tegas dalam menetapkan
standar dan berkenan untuk menerapkan hukuman yang terbatas dan adil jika
dibutuhkan dalam konteks hubungan yang hangat dan mendukung. Orang tua menjelaskan
alasan di balik pendapat mereka dan membangun komunikasi verbal yang timbal
balik. Orang tua yang menerapkan pola asuh ini akan menjadikan anak yang hidup
ceria, menyenangkan, kreatif, cerdas, percaya diri, terbuka pada orangtua,
menghargai dan menghormati orangtua, tidak mudah stres dan depresi, berprestasi
baik, disukai lingkungan dan masyarakat dan lain-lain.
2. Pola
asuh otoriter
Dalam hal
ini, orang tua mengasuh dengan menerapkan kepatuhan dan kontrol, bersifat
pemaksaan, keras, dan kaku. Peraturan yang dibuat olehh orang tua harus
dipatuhi anak tanpa memikirkan perasaan yang dialami anak. Orang tua yang
menerapkan pola asuh ini mengambil jarak dan kurang hangat terhadap anaknya.
Hal ini dapat menyebabkan anak tidak
bahagia, paranoid / selalu berada dalam ketakutan, mudah sedih dan tertekan,
senang berada di luar rumah, benci orangtua, dan lain-lain.
3. Pola
asuh permisif
Memberikan
kebebasan kepada anak tanpa adanya aturan yang jelas merupakan pola pengasuhan
permisif. Orang tua hanya membuat sedikit permintaan dan membiarkan anak
memonitor aktivitas mereka sendiri. Biasanya anak yang menerima pola asuh
permisif akan menjadi anak anak yang
kurang perhatian, merasa tidak berarti, rendah diri, nakal, memiliki kemampuan
sosialisasi yang buruk, kontrol diri buruk, salah bergaul, kurang menghargai
orang lain, dan lain sebagainya baik ketika kecil maupun sudah dewasa.
01.22 |
Category: |
0
komentar
Comments (0)