Mawar
merupakan salah satu bunga yang disukai oleh semua orang. Keindahan bunga yang
dijuluki penyair Yunani, Sappho (680 SM), “The Queen of Flower” itu, seakan “menyihir”
para penerima bunga mawar ini untuk terbuai dengan hal-hal yang romantis. Sejak
zaman dahulu jauh sebelum hari raya seperti Valentine dirayakan, keharuman dan
keindahan bunga ternyata selalu dihubungkan dengan cinta. Ada segudang kisah
cinta yang berhubungan dengan bunga yang dimiliki oleh bangsa Yunani dan
Romawi. Konon, mawar ini sudah menjadi bunga para ratu dan raja sejak sebelum
sejarah bunga ini ditulis. Hal itu diperkuat dengan temuan fosil mawar yang
diperkirakan berusia 32 juta tahun di Colorado dan Oregon.
Ternyata
di balik pesona mawar terdapat sebuah kisah dalam mitologi Yunani. Flora, dewi
para bunga, suatu hari menemukan mayat seorang gadis kecil yang cantik jelita.
Flora “jatuh cinta” pada gadis itu dan memutuskan untuk memberinya kehidupan
baru dengan menjadikannya bunga tercantik. Ia lalu meminta suaminya, Zephyrus,
dewa angin barat, untuk meniup semua awan sehingga Apollo, sang matahari, dapat
menghangatkan tubuhnya yang kaku.
Flora
juga memanggil Aphrodite, dewi kesuburan dan kecantikan, untuk memberikan
keistimewaan berupa kecantikan, kemilau, dan pesona pada bunga baru ini.
Sementara Dionysus, dewa anggur, diminta memberi nektar yang manis dan
keharuman. Aphrodite kemudian memberi nama bunga itu Rose (mawar), sebagai
pernyataan cintanya pada anaknya Eros, dewa cinta. Namun, Eros memberikan bunga
itu pada Hippocrates, dewa kesunyian, agar ia tidak menyebarkan berita tidak
baik tentang ibunya. Sehingga mulai saat itulah bunga mawar dijadikan sebagai
lambang “tutup mulut” dan semua hal yang rahasia.
Jadi
tidaklah mengherankan bila di abad pertengahan langit-langit pada ruang-rauang
pertemuan dan ruang penasihat negar digantungkan mawar-mawar yang indah... itu
artinya semua yang hadir di ruangan itu harus merahasiakan semua yang
dibicarakan.
03.31 |
Category: |
0
komentar
Comments (0)